Jumat, 25 November 2016

Sejarah, Pengertian dan Macam-Macam Hewan Ternak



Peternakan

Image result for gambar peternakan

Peternakan domba di daerah pegunungan.
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. 
Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.
Berdasarkan ukuran hewan ternak, bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dan lain-lain.

Berdasarkan jenisnya, ternak dibagi menjadi ruminansia dan nonruminansia.
Sejarah peternakan
Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba.Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya (wol).Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah.Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan tentang peternakan, diajarkan di banyak universitas dan perguruan tinggi di seluruh dunia.]Para siswa belajar disiplin ilmu seperti ilmu gizi, genetika dan budi-daya, atau ilmu reproduksi. Lulusan dari perguruan tinggi ini kemudian aktif sebagai doktor haiwan, farmasi ternak, pengadaan ternak dan industri makanan. Dengan segala keterbatasan peternak, perlu dikembangkan sebuah sistem peternakan yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan sehingga peternakan industri dan peternakan rakyat dapat mewujudkan ketahanan pangan dan mengantasi kemiskinan
 
Macam-macam hewan ternak
Adapun jenis-jenis ternak diantaranya sapi, kerbau, sapi perah, domba, kambing, babi, kelinci, ayam, itik, mentok, puyuh, ulat sutera, belut, katak hijau, dan ternak lebah madu]. Masing-masing hewan ternak tersebut dapat diambil manfaat dan hasilnya. Hewan-hewan ternak ini dapat dijadikan pilihan untuk diternakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 
Tujuan
Suatu usaha agribisnis seperti peternakan harus mempunyai tujuan, yang berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan selama beternak salah atau benar Contoh tujuan peternakan yaitu tujuan komersial sebagai cara memperoleh keuntungan.Bila tujuan ini yang ditetapkan maka segala prinsip ekonomi perusahaan, ekonomi mikro dan makro, konsep akuntansi dan manajemen harus diterapkan. Namun apabila peternakan dibuka untuk tujuan pemanfaatan sumber daya, misalnya tanah atau untuk mengisi waktu luang tujuan utama memang bukan merupakan aspek komersial, namun harus tetap mengharapkan modal yang ditanamkan dapat kembali.
Manfaat dan hasil beternak
Manfaat yang dapat diambil dari usaha beternak kambing selain diambil hasil dagingnya, kambing dapat diambil hasil kulitnya, kotorannya dapat dimaanfaatkan untuk pupuk dan hasil tulangnya juga dimanfaatkan. Bahkan jenis-jenis kambing tertentu dapat dimbil hasil susunya, hasil bulunya untuk bahan kain wol.
Manfaat yang dapat diambil dari usaha beternak lebah Apis mellifera yang bibit awalnya didatangkan dari Australia adalah jasanya untuk polinasi (penyerbukan) tanaman, banyak pemilik perkebunan di luar Indonesia yang menyewa koloni lebah dari peternak untuk melakukan penyerbukan tanaman di perkebunannya. Perkebunan yang sering menyewa koloni lebah adalah perkebunan apel
Beternak kelinci juga banyak memiliki manfaat, diantaranya yaitu daging yang dapat diambil untuk menambah gizi keluarga, penambah penghasilan keluarga, kulit kelinci dapat dijual untuk bahan industri, kotoran serta air kencingnya dapat kita jual untuk dijadikan pupuk tanaman serta untuk bahan bakar biogas.
Manajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai upaya untuk dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik peternakan. Dalam manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain :Seleksi Bibit, Pakan, Kandang, Sistem Perkawinan, Kesehatan Hewan, Tata Laksana Pemeliharaan dan Pemasaran.Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembangbiak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat. Singkatnya, pakan dapat menentukan kualitas ternak. Selain itu berdasarkan penelitian, hasil dari kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah berbeda Ternak yang diberi makanan bermutu (seperti ternak perah)akan menghasilkan pupuk yang berkualitas baik, sebaliknya ternak yang makanannya kurang baik juga akan menghasilkan pupuk yang kualitasnya rendah.


Kondisi Peternakan di Indonesia





Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat cocok untuk dijadikan sentra bisnis peternakan. Luas daratan Indonesia yang mencapai jutaan km2 sangat mendukung kegiatan peternakan yang notabene membutuhkan lahan yang luas. Posisi Indonesia yang ada di daerah trofis juga sangat mendukung aktivitas usaha peternakan. Posisi geografis ini memungkinkan wilayah Indonesia untuk disinari matahari dan dijatuhi hujan sepanjang tahun. Hal ini membuat kebutuhan untuk berbagai kegiatan usaha peternakan seperti air dan pakan hijauan bisa didapatkan dengan mudah di Indonesia.

Kondisi alam yang sangat baik ini juga didukung dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Hingga tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 230-an juta jiwa. Angka ini tentunya merupakan angka yang cukup besar untuk sebuah negara berkembang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar ini sudah dapat dipastikan akan membutuhkan pangan dari hasil peternakan. Dapat dibayangkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 230-an juta jiwa ini, berapa besarkah jumlah pasokan pangan dari hasil peternakan yang harus disediakan.

Hingga tahun 2015, kebutuhan beberapa produk peternakan masih belum dapat dipenuhi dari dalam negeri. Sebagian besar kekurangan produk peternakan ini masih diatasi dengan jalan impor ke beberapa negara tetangga. Beberapa produk peternakan yang hingga saat ini masih dipenuhi dengan cara impor yaitu daging sapi dan susu. Hampir setiap tahun, di beberapa perayaan hari besar seperti lebaran dan tahun baru, kebutuhan akan produk daging sapi meningkat tajam. Peningkatan yang sangat besar ini tidak dapat diimbangi dengan ketersediaan pasokan ternak sapi dari para peternakan yang ada di Indonesia dan pada akhirnya dipenuhi dengan jalan pengimporan daging sapi baik dalam keadaan daging siap konsumsi atau dalam keadaan sapi siap potong. Tidak jauh berbeda dari komoditi sapi, komoditi susu yang merupakan salah satu pemenuh utama kebutuhan protein dan kalsium hewani manusia hingga tahun 2015 belum mampu dipenuhi dari usaha peternakan dalam negeri.

Permasalahan ketidakmampuan usaha peternakan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan komoditi peternakan seperti tersebut di atas merupakan permasalahan klasik yang sudah turun temurun dan belum dapat dipecahkan hingga saat ini. Permasalahan ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan yang sangat kompleks dan mengakar di berbagai lapisan berbagai pihak yang terkait dengan peternakan. Masalah di bidang peternakan ini terbentang dari mulai masalah pada peternak hingga yang paling parah adalah kebobrokan pemerintah dalam menangani permasalahan ini.

Tidak dapat dipungkiri hingga saat ini, usaha peternakan yang ada di Indonesia masih didominasi oleh peternakan rakyat dengan kapasitas produksi yang masih sangat rendah. Kapasitas produksi yang sangat rendah ini juga diperparah dengan penggunaan metode beternak yang masih sangat tradisional. Kedua hal ini membuat produktivitas usaha menjadi sangat rendah dalam berbagai hal. Salah satu hal yang menggambarkan rendahnya produktivitas peternakan ini adalah produktivitas indukan sapi. Penggunaan indukan sapi yang masih asal disertai dengan metode pemeliharaan yang masih sangat tradisional, membuat indukan hanya mampu melahikan anak sebanyak 1 kali selama 2 tahun. Produktivitas yang rendah ini diperparah lagi oleh rendahnya kualitas pedet yang dilahirkan. Padahal, jika para peternak ini tahu, mau dan mampu menggunakan bibit indukan yang berkulitas, tentu saja permasalahan ini dapat terselesaikan dengan mudah. Sayangnya hingga tahun 2015, para peternak masih belum begitu “teredukasi” sehingga tidak mengenal berbagai macam metode canggih yang telah ditemukan di bidang peternakan.

Kondisi peternakan di Indoensia seperti rendahnya penggunaan teknologi peternakan oleh para peternak juga masih diperparah oleh birokrasi bobrok di pemerintahan. Tingginya ego dan ketidakpedulian beberapa oknum di pemerintahan membuat usaha peternakan di Indonesia seperti berjalan di tempat. Hingga Tahun 2015, dalam mengatasi berbagai permalahan di bidang peternakan, pemerintah seakan hanya memberikan pereda “nyeri” dan bukan mengobati penyakitnya. Hal ini terlihat dari kebijakan pengimporan daging sapi dan produk olahan susu. Kebijakan pengimporan ini memang terbukti dapat mengatasi permasalahan kekurangan pasokan yang terjadi, akan tetapi di sisi lainnya, hal ini membuat Indonesia menjadi ketergantungan dengan impor. Padahal secara logika, dengan luas wilayah Indonesia yang mencapai jutaan km2, untuk mendapatkan pasokan daging sapi yang besar, Indonesia dapat memproduksinya sendiri dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dan “meng-edukasi” para peternak yang ada di Indonesia. Sayangnya, alih-alih memajukan sektor peternakan di Indonesia, pemerintah seolah-olah tutup mata dan hanya memberikan solusi jangka pendek dengan jalan pengimporan daging sapi.

Kondisi-kondisi tersebut diatas tidak dapat dipungkiri memang terjadi di Indonesia dan dapat dikatakan cukup menyedihkan. Meskipun begitu, jika kita ambil segi positifnya, Kondisi kekurangan pasokan komoditi peternakan seperti yang tersebut di atas menunjukkan jika peluang untuk memasuki usaha di bidang industri peternakan masih terbuka dengan lebar. Dengan tingginya permintaan dan rendahnya pasokan akan komoditi peternakan, para peternak dapat dengan leluasa meningkatkan jumlah produksi komoditi peternakan tanpa harus khawatir memikirkan pasar yang akan dituju untuk menjual komoditi tersebut. Dengan kekurangan ini, diharapkan masyarakat dapat berfikir lebih keras lagi untuk mengatasi permasalahan ini sehingga timbul ide-ide kreatif yang dapat membangun industri di sektor peternakan. Dengan kekurangan ini, diharapkan juga investor-investor mau menanamkan modal di industri peternakan sehingga dapat menyerap pasokan tenaga kerja dari dalam negeri. Dengan kekurangan ini juga diharapkan akan timbul berbagai macam usaha-usaha baru yang bergerak di bidang pendukung usaha peternakan.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Peternakan
Kegiatan sektor ekonomi jenis sumber daya alam hayati lainnya adalah sektor peternakan, dengan memanfaatkan salah satu jenis sumber daya alam biotik, yaitu hewan. Sistem peternakan yang diupayakan penduduk di Indonesi umumnya merupakan usaha sampingan, selain mata pencarian utama, yaitu pertanian. Kegiatan peternakandilakukan secara kecil-kecilan dan sebagai usaha rumah tangga dengan cara yang sederhana. Oleh karena cara pengusahaannya yang masih tradisional dan merupakan usaha sampingan, hasilnya pun masih bersifat subsistens, yaitu hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagian kecil sisanya baru dijual untuk menambah penghasilan. Di samping untuk menambah kesejahteraan keluarga, pemeliharaan hewan ternak dimanfaatkan untuk membantu kelancaran aktivitas mata pencarian, misalnya sapi atau kerbau untuk mengolah lahan pertanian. Sebetulnya, kegiatan ternak di Indonesia harus dapat dikembangkan secara maksimal.

Hal ini dikarenakan beberapa faktor alam dan sosial yang mendukung kegiatan pemanfaatan sumber daya hewani tersebut, yaitu sebagai berikut.
  • Negara Indonesia memiliki padang rumput yang relatif luas, seperti di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Sulawesi.
  • Faktor iklim, seperti suhu udara dan curah hujan sangat memungkinkan bagi budidaya peternakan.
  • Kebutuhan akan daging serta hal lain dari ternak, seperti kulit, bulu, dan kotorannya untuk dijadikan pupuk kompos buatan cenderung meningkat.

Cara beternak khas di daerah Indonesia
Setiap daerah memiliki budaya ternak sendiri, budaya Timor Tengah Selatan, dalam hal pemeliharaan ternak, umumnya penduduk yang diteliti masih memiliki kecendrungan untuk melepas saja hewan-hewan ternak peliharaan mereka dipadang rumput pada siang hari.[13] Begitu pula di Maluku, bidang peternakan belum menjadi sebuah bidang yang ditekuni oleh masyarakat. Yang ada hanyalah peternakan-peternakan biasa tanpa adanya suatu sistem tertentu.Pada umumnya jenis-jenis hewan ternak yang dipelihara, diantaranya adalah : kambing, ayam dan itik. Hewan-hewan ini dibiarkan bebas berkeliaran tanpa kandang.] Di Lampung, hewan-hewan ternak dibiarkan bebas berkeliaran, dan setelah beberapa tahun kemudian, mereka ditangkap dan dimasukkan kedalam kandang, dihitung jumlahnya dan diberi tanda milik pada tubuhnya.

SUMBER DAYA ALAM PETERNAKAN

Peternakan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memelihara hewan ternak. Peternakan mempunyai arti penting dalam usaha perbaikan dan peningkatan mutu makanan. Memperbaiki dan meningkatka mutu makanan berarti melengkapi makanan dengan zat lemak dan protein hewan. Hasil peternakan merupakan persediaan lemak dan protein yang terpenting. Di daerah padang rumput, aktivitas ekonomi yang utama adalah peternakan berpindah- pindah (nomadic herding) dan peternakan perdagangan (commercial grazing). Pertumbuhan merupakan salah satu subsektor yang dimasukkan dalam program pembangunan ekonomi rakyat, seperti yang tertera dalam Propenas 2000-2006. selain itu, hewan atau ternak merupakan sumber protein yang penting bagi pertumbuhan manusia. Pembangunan peternakan diarahkan untuk meningkatkan kemandirian petani peternak.

Untuk meningkatkan produksi peternakan, perlu didukung oleh pembangunan industri pakan ternak dengan harga terjangkau dan mudah diperoleh oleh masyarakat khususnya para petani atau peternak.

Populasi ternak yang diusahakan oleh masyarakat menurut Badan Pusat Statistik adalah sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi. Ternak sapi perah banyak dijumpai di Pulau Jawa, tetapi terbanyak ditemui di Provinsi Jawa Timur.

Populasi peternakan sapi perah terbanyak di luar Pulau Jawa adalah Provinsi Sumatra Utara. Provinsi yang tidak ada sapi perahnya, antara lain Riau, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Populasi sapi potong terbanyak adalah Jawa Timur. Kebutuhan daging ternak di provinsi DKI Jakarta paling besar. Namun, jumlah peternak sangat sedikit dan biasanya dijumpai di daerah pinggiran kota, seperti di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Di provinsi Riau dan Sulawesi Utara tidak dijumpai ternak domba, sedangkan di provinsi DKI Jakarta tidak dijumpai di Pulau Jawa, khususnya di Provinsi Jawa Barat. Populasi ternak babi yang terbanyak dijumpai di Provinsi Tenggara Timur.
Jenis-jenis peternakan yang ada di diindinesia meliputi peternakan hewan besar dan kecil.

Peternakan hewan besar
peternakan hewan besar adalah peternakan yang memelihara hewan yang berukuran besar, misalnya kerbau, kuda, dan sapi. Daerah pemeliharaan kerbau di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh. Daerah pemeliharaan kuda terdapat di Sumba, Sumbawa, Timor, Sumatra Utara, Tapanuli, dan Sulawesi Selatan. Daerah pemeliharaan sapi terdapat di lembang, Cisarua, Baturaden, Ungaran, Boyolali, Madura, Grati, Bali, Sumba, Sumbawa, Mentawai, dan Kalimantan Barat.

Peternakan hewan kecil
peternakan hewan kecil merupakan peternakan yang memelihara hewan yang berukuran kecil, misalnya kambing, babi, kelinci, dan unggas. Daerah pemeliharaan kambing terdapat hampir di semua tempat secara kecil-kecilan. Daerah pemeliharaan babi terdapat di Karawang, Bali, Tapanuli, Minahasa, Lombok, Flores, Timor, Maluku, dan Papua. Daerah pemeliharaan kelinci terdapat di Jawa Tengah sebagai proyek pengembangan. Daerah pemeliharaan unggas terdapat di semua daerah.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk memajukan peternakan di indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. menyediakan bibit ternak jenis unggul
2. memberi penyuluhan tentang cara-cara peternakan yang baik dan produktif
3. mengembangkan ternak yang ada dan berusaha memberantas penyakit ternak sedini mungkin
4. meningkatkan distribusi makanan dan obat-obatan ternak
5. mendirikan riset/penelitian dan percobaan dengan melakukan perkawinan silang atau inseminasi buatan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar