Jumat, 25 November 2016

Resensi Bahasa Indonesia



Judul buku         : Ladies’ Journey
Penulis                : Lala Purnomo, Nimas Aksan, Triani Retno, Icha Ayu, Nimas Askan, Yuska Vonita, Eva Sri Rahayu, Theresia Anik, Lygia Pecanduhujan, Judith Hutapea, Tikah Kumala, Mpok Mercy Sitanggang, Widya Ross, dan Ririe Rengganis.
Penerbit               : Stiletto Book dan CV. Diandra Primamitra Media
Cetakan               : I, Juni 2003
ISBN                     : 978-602-7572-15-7
Tebal                   : 168 halaman

Perjalanan Cinta
Oleh : Ivanna Agustina
Pada hakikatnya hidup adalah perjalanan manusia menggapai cinta. Cinta sang ilahi dan sesama. Namun jalan menggapai cinta tidaklah selalu mulus, ada cerita tentang rasa kecewa dan sedih. Rasa sedih dan kecewa yang membuat kita belajar makna cinta yang sebenarnya. Seperti kutipan ini, “ Menjadi seseorang ibu bukan melalui perkara hamil dan melahirkan. Tanpa harus berdiam dirahimnya, aku tahu dialah ibu yang dipilihkan Tuhan untuk ku ” ( halaman 1 ) seseorang perempuan yang dikatakan tidak sempurna jika tidak memiliki anak dari rahimnya. Padahal setiap perempuan lahir dengan naluri keibuan yaitu mampu merawat dan mencintai seorang anak dengan tulus dan tanpa pamrih. Artinya tanpa melahirkan anak dari rahimnya ia bisa menjadi sosok ibu yang sempurna seperti sosok Sulastri dimata Eliana dalam cerita berjudul Ibu di Hatiku.

Cinta kerap membutakan dan menumpulkan logika. Ketika seorang perempuan memilih untuk jatuh dihati seorang lelaki, dia seolah masuk kesebuah kasino, lalu mempertaruhkan semuanya dimeja judi, sembari berharap dia akan keluar dari kasino dengan memenangkan jakpot, bahagia lebih lama dari selamanya ( halaman 103 ) seperti itulah saat Ina memutuskan meninggalkan segala kenyamanan kota Surabaya demi Bima.

Cerita yang menurut saya kurang logis adalah cerita berjudul Bali Punya Cerita. Bagaimana Nadia hanya membutuhkan waktu kurang dari 2x24 jam merasa yakin bahwa Phillippe adalah cintanya padahal ia baru saja mengalami suatu penceraian bersama Robert. Mungkin ceritanya akan wajar jika Nadia seorang gadis bukan mama beranak satu.

Buku ini merangkup perjalanan cerita yang ditulis perempuan dengan tokoh utama dalam menemukan cinta. Ke 13 cerpen dalam buku ini memiliki gaya cerita yang berbeda dan memiliki ciri-ciri atau kekhasan sendiri dalam isi cerpen tersebut. Walaupun cerita yang diangkat dengan tema yang sama yaitu cinta.

Namun begitu menurut saya, beberapa cerpen tidak terlalu memiliki istimewa, serta ada beberapa cerpen yang ceritanya menurut saya tidak jelas dan kurang baik dari pemilihan judul cerpennya maupun gaya penulisan.  

Secara keseluruhan cerpen-cerpen daalam buku ini cukup bagus untuk dinikmati menemani perjalanan cinta anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar